Atletik pada masa Olimpiade Modern
Gerakan atletik pada masa Olimpiade modern berasal dari masyarakat Eropa pada abad ke-19. Pada abad tersebut, masyarakat di sana telah memulai membentuk perkumpulan-perkumpulan atletik yang kemudian mengadakan perlombaan-perlombaan antar perkumpulan dan antar perguruan tinggi. Captain Mason pada tahun 1817 yang berkebangsaan Inggris, mendirikan perkumpulan atletik yang diberi nama Nepton Guild. Pada tahun 1834, peserta perlombaan atletik harus melewati limit yang ditentukan oleh panitia penyelenggara. Misalnya, limit yang ditentukan oleh panitia untuk lari 440 yard (400 m) adalah 60 detik. Sedangkan, untuk lari 1 mil (1500 m) limit yang ditentukan adalah 5 menit. Pada tahun 1850 perlombaan atletik pertama kali diadakan pada tingkat mahasiswa. Kemudian pada tahun 1855 di Cambridge, diadakan perlombaan atletik antar negara khususnya antara negara Inggris dan Prancis. Sedangkan di Amerika, perkumpulan olahraga atletik pertama kali diadakan di kota San Francisco pada tahun 1860 yang kemudian diberi nama Olympic Club. kejuaraan olahraga atletik pertama kali diadakan oleh Athletic Club New York pada tahun 1868.
Sejarah atletik di Indonesia
Olahraga atletik di Indonesia disebarluaskan oleh bangsa Belanda pada tahun 1930. Penyebaran atletik ini masih sangat terbatas pada daerah atau kota-kota besar, seperti, Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Hal tersebut membuat pada saat atletik mulai tersebar, masyarakat di daerah lain yang ada di pedesaan atau perkampungan tidak banyak mengenalnya. Hal tersebut terjadi karena bangsa Belanda hanya mengenalkan atletik di kalangan anak-anak sekolah dan kalangan militer. Tujuan dari penyebaran dikalangan anak-anak sekolah dan militer yaitu untuk pembinaan kebugaran jasmani. Hal tersebut hanya sebagai kelengkapan pendidikan, dan bukan untuk meningkatkan serta mengembangkan prestasi olahraga atletik di Indonesia. NIAU (Nederlands Indische Athletiek Unie) didirikan pada tanggal 21 Juli 1917 yang merupakan organisasi atletik pertama di Indonesia. Pertandingan atletik di Indonesia diadakan setiap tahun. Salah satu atlet yang terkenal pada saat itu adalah Noerbambang untuk nomor lari 100 m (10.8 det.), Soetantio Singgih untuk nomor lompat tinggi (1,80 m), dan Harun Al Rasyid nomor lompat jauh(7,03 m).
Setelah kemerdekaan Indonesia
Atletik di Indonesia semakin maju dan berkembang setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 agustus 1945. Walaupun situasi dan kondisi pada saat itu masih belum stabil dan belum mendukung, tetapi semangat bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita dalam kegiatan olahraga khususnya bidang atleti, tidak pernah surut. Dibuktikan dengan semangat para pelajar dan mahasiswa yang selalu melakukan latihan. Pada saat bulan Januari 1946 di Kota Solo, diselenggarakan kongres untuk menghidupkan kembali keolahragaan di Indonesia. Hasil kongres tersebut melahirkan PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesis) yang akan mewadahi seluruh kegiatan keolahragaan di Indonesia. PORI pun langsung mengambil langkah cepat untuk membangkitkan semangat keolahragaan di Indonesia dengan menyelenggarakan PON I pada tahun 1948 di kota Solo.
0 Komentar